Embun Bening Dijalan Dakwah

Diposting oleh yadhi

 Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Ketika raga mulai terguncang akan sebuah keletihan, menuntut untuk sejenak
mengendurkan sendi-sendi tubuh. Yang ada adalah gumpalan semangat untuk terus
menerus bekerja-dan engahsilkan sebuah karya yang dapat aku andalkan ketika aku
menghadap Tuhan ku.
Aku kini merasuk ke dalam sebuah perenungan yang cukup mendalam, karena terkadang
aku ingin menyumbang kan sebuah kerja-kerja yang nyata tidak hanya perkataan yang
efektif
Namun lebih dari itu ketika raga memanggil untuk berbagi keinginan untuk menammbah
amalan-amalan yuang akan menambah akun-akun amal ku dan mengurang beban dosaku.
Terkadang aku hanya ingin berbagai dalam sebuah kerinduan yang terjadi malah lebih
dari itu aku tak ingin melihat engkau mennagis tersendu karena kau tertinggal kereta.
Berlarilah karena siapa tahu itu hanya mimpi.
HAmbatan hanyalah sebuah batu untuk melejitkan potensi kita untuk meng-upgrade
kemampuan kita di atas rata-rata orang kebanyakan
Lalu siapakah yang akan menjadi andalan bangsa ketika jiwa-jiwa mudanya sedang
dilanda kasmaran yang melenakan
Namun haruskah aku berteriak hingga memekakkan telingamu yang mulai tuli dari
panggilan akan karunia Ilahi robbi
Jangan samapui amalan ini akan habis karena Kebaikan itu harus diburu
Ketika amalan menjadi sebuah parameter sampai dimana kah kamu mau memaksimalkna
potensi diri.
Bukankah yang ada engkau hanya ingin mengeluh, nggak ada inilah nggak ada itulah
Lalu kenapa raga harus menunjukkan jati dirinya sendiri,
Padahal itu telah dibungkus dengan pakainan duniawi yang amat menipu
Lalu haruskah aku panggilkan algojo untuk segera mengeksekusi dirimu karena engkua
masih terlarut dalam kesalahan dirimu sendiri padahal engkau tahu itu adalah salah
Maka bangkitlah wahai kawanku semuanya hingga semua terpanggil akan menyusun
barisan yang sangat rapi dan kokoh
Adakah yang ingin menghancurkan bangunan yang telah lama disusun rapi ini.
Lalu haruskah aku tinggal disini sedangkan engkau sedang menikmati manisnya madu
kehidupa diujung sana.
Tidak, sobat aku kan berlomba dengan mu terutama dalam perolehan amal yang sangat
menggiurkan hati untuk segera merebut dan menyikt habisnya.
Lalu kira-kira energi ini akankah sempat habis padahal tujuan masih terjauh
terbentang…..
Sepotong Cinta untuk Sahabat
Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan
pernah percaya dan mencintai siapapun lagi. Kitapun merasakan senang jika ada
seseorang yang selalu disisi kita saat sedih maupun saat senang. Seseorang yang
selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita, yang mengerti,
yang memahami dan menerima kita apa adanya. Beberapa dari kita menyebutnya
sahabat perjalanan hidup. Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan.
Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati. Teruntuk yang telah menikah mengakui
bahwa Tuhan menciptakannya agar kita tidak merasa kesepian.
Sejauh mana beda dari semua itu? Kenapa bersahabat? Benarkah hidup terlalu
keras untuk dijalani seorang diri? Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang
dan cinta yang ada dalam hati? Mungkinkah karena kita memiliki sesuatu yang
sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan? Sungguh!
Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan Dan benarlah betapa
mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita.
Manusia emang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri. Hal-hal yang pingin
kita omongin, atau yang harus kita bilang, justru malah nggak pernah kita ungkap.
Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau kata-kata lain buat nunjukin arti
sebenernya. Walhasil, seringnya maksud kita itu jadi nggak terkomunikasikan dan
bikin sahabat kita ngerasa bete, nggak disayang, nggak dihargai. Yang kerap terjadi,
kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita nggak
mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu.
Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif-penolakan, kesalahpahamandan
mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.
Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; kita nggak perlu
merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu, lho. Dan itu jangan
sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama
seseorang, tetapi berada untuk seseorang. Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah
dengan apa yang kita rasa dan katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri.
Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya
dia buat kita. Lakukan, buat perubahan, hindari penyesalan. Sedalam kelemahan kita
harusnya kita lebih sering berkata "maaf" dibanding "aku' jika kita memang
manganggapnya sahabat. Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia
berkata "aku tidak mau merepotkanmu" dibanding "mengertilah diriku" jika kita telah
mengerti bahwa dia sahabat kita Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang
pernah hadir dalam hatimu. Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah
membentukmu hingga kamu menjadi seperti sekarang ini. Bersiaplah, karena kamu
akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat-sahabat baru
sepanjang perjalanan hidupmu. Love you always my lovely friends….
From Site CCCL Surabaya
Hai, Friend aku kok rindu sama kamu ya...
Buat kamu yang sering meng-Update nih milis,
Pliss, donkz untuk meninggalkan pesan apa kek jadi aku bisa tahu sopo aja
yang sering buka nih milis.
Katakan bila kamu butuh bantuan maka akan kubantu apa yang bisa ku bantu.
katakan bila kamu sedaang butuh uang maka akan ku berikan kamu uang walau itu
harus mengorbankan uang jajan ku
Katakan bila kamu perhatian karena aku dengan senang hati melakukannya
bila kamu mau terssenyum untuk itu
Namun lebih dari itu, sahabat aku lebih senang melihatmu tegar dalam
mengarungi samudera kehidupan ini, bersabarlah untuk waktu yang tak lama lagi.
Sungguh peluh keringat yang menetes di dahi kita akan menjadi saksi dan mahar yang
paling pas untuk meminang bidadari yang membawa cawan kebahagiaan.
Buat semua pejuang peradaban yang sedang mempersiapkan UAS,
Kira-kira IP kita berapa ya semester ini?
Terus dalam suksesi ini apakah kita pantas menerima amanah yyang gunung
aja nggak mau?
Lalu bagaimana dengan tujuan kita yang kita bangun di masa-masa yang
paling indah?
Buat kamu yang ikut Dauroh Wada, kapan nih bisa turung gunung ?
Buat anak nongkrong Annaba, woi tahun baru punya acara nggak, kalo kaga
ikut ya MABIT pas malam tahun baru di Islamic Center Bekasi
Yang pasti bawa makanan yah jangan bawa Buku Schaumm, kita lupakan itu
dan mari kita reguk manisnya ukhuwah yang telah lama kami
Aku jadi ingat lagu Brothers “Doa Prepisahan” yang sering membuat hati ini
meleleh ingat kamu semua wahai sahabat ku
“Pertemuan kita di suatu hari
menitip kan ku Untaian sejati
Bersyukur ku kehadap Ilahi diatas jalinan yang sejati
Namun kini perpisahan yang terjadi
cobaan yang menimpa diri
Bersabarlah diatas suratan . ku akan pergi jua
Kan kuutus kan sslam ingatanku
Dalam doa kudus ku disepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambamu
Mencari hidayah dari padamu
Dalam pendirian kesabaran ku
Ya aloh tabahkanlah hati hambamu diatas perpisahan ini
Teman, betapa pedihnya hati menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan telah kira rasakan bersama
Semoga alloh meridhoi persahabatan ini
Teruskan perjuangan
Kan kuutus kan salam
Ingatanku Dalam doa kudus ku disepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambamu
Senyuman yang tersitat di bibirmu
menjadi ingatan Setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenanghan aku dalam doamu
Semoga tuhan berkatimu .....
Dari Langit untuk mu Bumi
Berteriaknya sang Bumi terkadang mengerikan
Lihatlah bayak raga terkubur ketika Tanah meringkih
Tertindih kayu yang berserakan akibat kebuasan manusia seakah
Berteriaknya bumi tak ada yang merindukan
Berkulai air mata ketika air meratakan apaun tanpa ada yang nerani menahan
Tak juga engkau, yang berdiri mematung saja
Jangan seperti mereka yang membiarkan batang kokoh
Roboh hanya demi kepentingan ekonomi tanpa nurani
Aku berani bertanya padamu bahwa engkau kan malu
Ketika melihat raga bertumpukan gunungan tanah
Ketika itu bergulung-gulung meluncur bak anak bermain perosotan
Aku berkata dimanakah hutanmu yang dulu rindang yang berani menahan tanah
itu dulu
Jangan bilang bahwa kau pun ikut tuk meratakan hanya sekedar mendapatkan
sepetak lahan untuk kebunmu
Bukankah karena engkau rakus tak mau melihat hilangnya kesempatan
Merauk keuntungan
Padahal engkau tahu
Bahw tanah itu tanah kritis, yang tak berdaya tanpa akar yang kokoh menyulam
barisan tanah dibawahnya
Dan kini engkau melihat titah Langit untukmu penghuni bumi
Rumahmu kini berteriak kesakitan
Merintih, menangis hebat
Tak peduli penghuninya tengah bergelimpangan akibat
Ulah manusia berhati buas
Percayalah bumi pun ada jawabnya.
Dari Zulhamidi
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Hai teman-temanku gimana kabarnya? Insya Allah tetap semangat aja dan jangan pernah
kendor dengan kerasnya kehidupan.
Memang dalam kerja-kerja yang kita lakukan tentu akan banyak hal yang kita dapatkan
dan secara sadar membuat kita dewasa dalam menyikapi tribulasi dalam kehidupan.
Bahwa aku kan tetap disini itu adalah pilihanku yang nggak kan pernah kandas dengan
rasa kelelahan yang menerpa karena setiap waktu aku beharap ada kan selalu recharge
dari Rabbku yang mulia.
Aku nggak pernah menyesal akan waktu yang terlewat karena itu semua telah menjadi
pelajaran sejarah yang kan tersimpan rapi untuk menjadi bukti bahwa aku pernah
berusaha walau banyak rupa ku dapatkan. Walau Tak jarang itu hanya pengaharapan
hampa kan kenikmatan dunia.
Entah mungkin aku yang terlalu banyak berharap atau karena tuntutan kerja yang
memaksa aku harus terus memutar aliran impuls dalam pusat syaraf ku
Oh mungkin kah aku kan menggapai kemuliaan dengan tangan ku ataukah buaian pujian
menghanyutkan aku ke lembah kehinaan.
Dimanakah jiwa yang dengan lantang pernah bersaksi “betul, aku menjadi saksi”
menjawab pertanyaan yang bergema dari Raja Langit dan Bumi “Apakah aku Tuhanmu”
Lalu dimanakah jiwa yang ketika di seru dengan lantang “Hayya ‘alal Falaah”
Larikah engkau ketika dengan sayup ummat memanggil dengan rintih “dimanakah
penyeru amar ma’ruf nahi mungkarnya ?
Haruskah diam ketika banyak wanita dan anak-anak meregang nyawa dan terenggut
harga dirinya karena bala tentara syetan menggempur dada pemuda syahwat ?
Mungkin aku hanya debu di antara lautan padang pasir, namun aku tak mau debu itu
tertiup angin jauh tanpa daya. Kan kujadikan debu ini untuk membutakan thagut dan bala
syetan.
Jangan mentahkan raga yang hampir matang dengan cahaya Ilahi dengan aksi acuhmu
ketika mereka datang dengan keluh-kesahnya.
Jangan layukan bunga yang bermekaran di taman bunga karena aksi maksiatmu yang
engkau bungkus dengan “kesenangan semu”
Bukan salah ku ketika aku harus mundur, karena lajumu yang membahayakan keretaku
Namun itu karena aku sedang menghimpun tenaga untuk mendorong keretamu untuk
lebih cepat lagi sebelum kereta kematian “hati” melesat dengan gila menujumu.
Namun mungkin kereta ku kan melemah setelah sekian waktu, di saat itu ku harap
engkau mengunci gerak dan lalu kau keluarkan tenagamu yang telah pulih demi
menderek dan menyetakku dari kemunduran ku.
Entah mungkin karena kau berada di depan ku dan berjuta mata memandang perkasa
akan lajumu, lantas engkau tinggal aku dengan ringan disaat aku terancam tergilas rayuan
bala thagut yang menyergap hebat dari belakang.
Ku tuliskan syair ini bukan karena jiwa ku ringkih memelas apresiasimu
Tapi kutuliskan jiwa yang sedang dilanda cinta, cinta akan hal yang menggetarkan.
Jangan kau lihat ini lahir dari romantisme Ar Rijal yang kasmaran dengan manisnya
iman, tetapi dari jiwa yang merindu kan kehadiran Hawariyun yang berbaris.
luruskan barisan dan rapatkan shaff, hingga tak ada rongga tercipta untuk musuh.
Aku kan menunggu datangnya hari yang tepat dimana saat itu aku tersenyum menyambut
bidadari syurga yang datang dari Rabb ku untuk menyeka tetes keringat, ah mungkin kah
kan terasa hangat dan lembut atau lebih dari itu. Kini ……ku mengumpulkan mahar yang
indah walau nanti terbalut kumuh akan keringat yang mendaki.
Ataukah di hari itu kau menyaksikan aku tersenyum untukmu tanpa henti karena syarafsyaraf
ku telanjur membeku tanpa detak.
Ketika jiwa melembut kan taujih indah Rabbnya
Fren, ku kirimkan dengan nada sastra
Terinspirasi indahnya
Karya yang menggetarkan
“Ayat-ayat Cinta”
Kini getaran itu memaksa tuts kibor ku
Menuliskan ini.
Buatmu jiwa yang dilanda kerinduan
Kapan ni kan berkakhir?
Lihat terminal pemberhentian itu
Tampak mendekat
Atau kah laju kita yang berusaha tertatih menggapainya.
Ku memang lemah,
Namun Ayat Rabbani menggempur dada.
Ketika jiwa menyanyikan lagu badar.
200406, 22:00, WIB, BKS, Home, InFront Comp.
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Wahai Jundi Allah yang bersemangat akan adanya kehidupan akhir maka tetaplah
bersemangat karena memang hal itu akan terjadi dan janji Allah kan datang dengan pasti.
Bersabarlah wahai orang yang mengharapkan pertemuan dengan Rabbnya, karena
kesabaran itu adalah pemanis perjuangan. Ketika beban ini telah dikalungkan kepadamu
maka yang ada adalah sikap optimisme dan semangat yang diiringi dengan kesabaran
yang tak mengenal kata akhir
Ketika kehidupan memaksamu untuk berpikir keras bagaimana ini semua bisa terjadi,
maka kamu akan melihat bahwa disana itu ada kekuasaan Allah yang bermain dengan
cantik.
Maka apalagi yang kamu khwatirkan? Bukankah segalanya telah ditakdirkan oleh Allah
SWT?
Jodoh, Rejeki dan Ajal itu semua adalah hak preoregatif dari Allah SWt yang tak dapat
diganggu gugat, siapa yang berani menggugatnya maka dia akan berhadapan dengan
penguasa alam semesta.
Jodoh adalah sesuatu rahasia Allah yang luar biasa menarik untuk kita perhatikan.
Lihatlah pasangan-pasangan hidup di dunia, kadang kita nggak menyangka kenapa bisa
yah seorang yang kita kenal bisa dipasangkann dengan orang yang tak disangka-sangka.
Lihatlah hikmah yang terkandung didalamnya. Mungkin saja Allah sedang berusaha
mengangkat martabat sepsang manusia dengan cita rasa yang saling melengkapi.
Mungkin yang satu baik hati sedangkan yang satu lagi adalah pekerja keras. Luar biasaa
pilihan Allah, adakah yang salah dengan pilihan Allah ? Asal kita bisa melihat hikmah
yang terkandung didalamnya saja lah maka kita akan mampu untuk berpikir positif
kepada Rabb kita.
Lalu bagaimana dengan kamu, yang belum ’ketahuan’ juga siapa pasangan kamu
sebenarnya ? Tenang aja karena lihatlah disekitarmu ada banyak ratusan hingga ribuan
wanita yang siap dilamar oleh Laki-laki yang berani secara gentle menemui kedua orang
tuanya untuk lantas kemudian menikahinya. Adakah yang salah dari proses tadi yah pasti
ada, tetapi yang salah adalah cara bagaimana orang itu mendapatkan apa yang
diidamkannya selama ini. Mungkin saja ia sedang menanti seorang pedamping, tetapi
yang ada adalah dia melakukan kesalahan yang begitu fatal akibatnya, dia seolah seperti
benteng yang mengamuk yang grabak-grubuk asala sreduk sana sini tanpa adanya
pertimbangan yang matang, ada juga yang ingin menyalahi takdir dengan melakukan
pertimbangan yang terlalu matang sehingga seolah-olah mencari wanita yang sangat ideal
tetapi yang ada dia sendiri tidak mengidealkan dirinya sendiri.
Aku bukanlah orang yang garabak-grubuk seakan kehabisan stok, atau malah
menganggap diri kita harus mendapatkan pasangan laykanya bidadari yang sempurna
karena kita bukanlah lelaki surgawi yang pantas mendapatkannnya. Percayakanlah
semuanya kepada Allah SWT semata, karena hanya Dialah yang mengetahui apa yang
terbaik untuk kita. Yang harus kita lakukan untuk kita adalah meyakinkan diri kita sendiri
bahwa kita akan siap bila waktunya nanti tiba. Jika tiba waktunya nanti tiba, maka tak
ada seorang yang dapat menyangka apa yang akan terjadi bahwa ini semua telah terjadi
begitu saja dengan Izin Allah lah yang telah mempasang-pasangkan setiap manusia yang
diciptakan oleh Allah SWT.
Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang menyerahkan segalanya kepada Allah
SWT. Karena hanya Dia lah yang bisa kita harapkan adanya kebaikan yang diberikan
kepada diri kita sendiri.
Tetatp semangat yah !!!!!
Wassalamu’alaikum Warrahamatullahi Wabarakatuh
Assalamu’alaikum Warrahamatullahi Wabarakatuh
Inilah sebuah curahan hati yang aku tuliskan untuk siapapapun yang ingin menyeburkan
dirinya sendiri dalam medan pertempuran antara yang hak dan bathil.
Tetaplah bersemangatlah wahai diri yang senantiasa terpaut hatinya dalam nilai-nilai
pengorbanan jiwa dan raga karena engkau tak kan tahu dengan amal apa yang akan
menghantarkan mu untuk ke JannahNya
Apakah dengan amal-amal Yaumiah mu yang tak pernah stabil dari hari ke hari ataukah
dengan kemuliaan akhlak mu yang berlumpur dengan noda dan maksiat karena tak
pernah bisa untuk menahan hatimu dari segala kotoran yang mudah melumuri kesucian
hatimu.
Lalukah ini yang akan kau berikan kepada Tuhanmu lalu dengan bangga engkau berkata
“Masukkan aku ke dalam surgamu!”
Apakah mungkin surga mau menerima jiwa-jiwa yang tak mau membersihkan dirinya
dari segala penyakit dan kotoran seperti kau ini?
Surga itu hanya untuk orang-orang yang memurnikan dirinya dari kebusukan duniawi
dan kehinaan dosa serta maksiat
Lalu masihkah kau berharap kemuliaan surga seperti ini ?
Jangan Akh......
Murnikan dulu niatmu dalam setiap aktivitasmu
Mungkin saja ada banyak hal-hal yang masih menghinggapi hatimu
Entah apakah itu sebuah pujian dari orang yang memikat hatimu ataukah sebuah
penghargaan yang bersifat duniawi semata
Ingatlah itu semua teramat kecil dengan sebuah apresiasi dari Tuhanmu
Bersemangatlah dalam mengejar pahala dari Tuhanmu
Jangan pernah surut dari segala rintangan yang mmungkin akan menemuimu dalam
kehidupan
Jangan pernah mundur dari segala hambatan yang mungkin akan menghadangmu
Yang ada adalah sebuah semangat yang bernyala-nyala agar kehidupan ini menjadi
sangat berarti untuk segala hal yang sangat berarti untuk hidupmu
Aku tuliskan ini agar engkau mau meningkatkan energi ruhuyahmu yang paling dalam
karena setiap manusia mempunyai sebuah tenaga yang sanagat Powerful untu dapat
melakukan sesuatu
Karena ketika seorang hamba yang beriman bila ia menulis maka sesungguhnya bukan ia
menulis tetapi sebuah kekuatan Yang Maha Dahsyat yang gtelah menuntun jari yang
gemulai ini ntuk menuliskan kebenaran sebuah kalimat
Ntah berapa lama lagi kita akan bertahan dari beratnya amanah ini bila kita tak pernah
berkhayal keindahan syurga yang seolah telah terbuka dan menanti kita untuk
memasukinya
Ataukah mungkin kita telah memaksa batas normal hidup kita untuk bertahan dari
kejamnya dunia karena ketakutan kita yuang teramat sangat tentang betapa perihnya azab
Ilahi yang sesungguhnya teramat sayang terhadap hambaNya, Persis seperti seorang
Ayah yang bertidak tegas dengan memberikan sebuah pukulan yang berarti ketubuh kita,
bukan berarti beliau tidak saynag sama kita bahkan pukulan itu berarti sebuah karunia
yng teramat dalam terhadap kita bila kita mengerti
Bertahanlah wahai ahabatku dari kejamnya dunia
Bertahanlah dari kerasnya kehidupan
Bertahanlah dari terjangan badai fitnah dan cobaan yang mendera
Bertahanlah dri beratnya beban yang harus kau pikul
Bertahanlah dengan karunia TuhanMu
Yang tak akan pernah membiarkan hambaNya merintih pedih karena teramat sayang
pada kita
Karena aku kan tetap disini hingga kemenangan telah terwujud
Sehinnga tak ada kata penat dalm hidup kita
Tak ada kata letih dalam lirih kita
Tak ada kata menyerah dalam kalbu kita
Karena kita hidup bersama Allah SWT yang senantiasa mengaliri kita dengan energi
yang tak kan pernah tergantikan oleh apapun dan tak kan hilang oleh siapapun
Bersemangatlah dalam hidup hingga kematian telah menjemput kita
Dan yakinlah bidadari nan jelita telah menunggu kita dengan membawa sebuah nampan
berisi minuman yang akan membahasi dahaga kita, lalu lenyaplah segla keluh kesah kita
selama ini tergantikan sudah segala penat kita dengan sebuah kenikmatan yang tiada tara
yang telah disiapkan oleh Rabb kita......
Aku tuliskan ini ketika raga ku sedang bersemangat
Aku merindukan seorang bidadari yang akn membrikan sebuah gtnerasi abbani yang
akan memenuhi dunia ini dengan kalimatNya yang Agung
Entahlah berapa lama lagi
Kaena akyu telah bermimpi akan terjadi
Semoga ini tak kan pernah sia-sia
Pagi sabtu 1 Juli 2006
In Front Com
Aku Ingin Pergi Dari Sini
Wahai Pujangga Cinta
Kadang Aku ingin pergi saja dari sini
Dari sebuah belenggu cinta
Yang menyayati hatiku
Wahai pemuja cinta
Ingin sekali aku berteriak
Menjerit, mengerang
Bahwa aku benci kemarahan
Rasa yang memenuhi dalam hatiku kini
Jadilah engkau sebuah malaikat
Yang mampu menghembuskan dinginnya salju dalam hatiku
Yang terbatasi sebuah norma-norma yang aku benci untuk melakukannya
Walau sekalipun
Terbanglah tinggi keawan
Wahai pujaan hatiku
Aku tak ingin merindumu
Aku ingin pergi dari sini
Dari hatiku yang senang
Menegeluh
Pergilah engkau
Jangan pernah kembali
Dalam keadaan murka
Hingga
Engkau mau tersenyum tulus
Dalam menyambutku
Di pintu gerbangmu.
Aku kan peergi dari sini
Selama engkau mengatakan aku bukan untukmu
Entrah kenapa hati ini tak pernah mau melepasmu
Wahai sang pemuja
Kini atau esok
Engkau tetap dalam hatiku
Memenuhi lubuk hatiku
Buanglah keinginanmu untuk dapat berjumpa
Tanyalah dalam mimpimu
Seberapa besarkah cintamu untukku
Enyahlah engkau pemunafik cinta
Entah kenapa hati ini pun ragu terhadapa cintamu
Mungkin benar kata iblis hatiku
Bahwa cintamu semata palsu
Ada banyak yang ingin kau dapatkan dariku
Mungkin harta, rupa atau bahkan kemegahan dunia,
Tidak aku tidak ingin kau mengnginiku hanya untuk itu
Berjanjilah bahwa kau tak akan beradu debat dengan ku
Dalam hal-hal yang tak pantas untuk kita berpecah
Lihatlah setan laknat itu tertawa renyah
Ketika kita saling membantah
Tidak
Aku ingin kamu tegar
Setegar karang di tepi samudera
Memecah ombak bak tsunami Hindia.
By Zulhamidi
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Wahai Sahabatku, sekalian sungguh Allah swt sangat sayang pada kita melebihi
sayangnya seorang Ibu kepada anak yang telah dilahirkan. Karena Allah, Dia lah yang
telah menciptakan kita dari setetes cairan yang hina, lalu dari sanalah kita diciptakan
menjadi seorang makhluk yang memiliki akal dan hawa nafsu guna menjadi khlifah yang
agung di muka bumi ini.
Jangan pernah gentar apalagi goyah sehingga timbullah niat jahat iblis untuk
menggoyahkan iman kita yang mudah goyang akan godaan Fatamorgana dunia.
Berjuanglah hingga kita menemui Allah dalam keadaan tersenyum puas karena kita telah
memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Entah apa yang akan terjadi bila kita
tidak mengenal Allah swt, mungkin kini kita menjadi orang terhina dan dihinakan di
segala penjuru muka bumi.
Memang manusia itu dihormati karena bentuk fisik dan lahirnya semata, tetapi
bukankah kita berada di dunia yang cenderung lebih menghargai segala hal yang bersifat
materialisme. Bertahanlah karena suatu saat nanti mungkin akan dibangkitkan umat yang
senantiasa memuji dan mengagungkan orang-orang yang memang diagungkan oleh para
penghuni langit. Sungguh bertahan dan bersabar dalam kebaikan lebih aku sukai daripada
aku terjerumus ke dalam keasyikan yang semu dalam lembah yang hina dina.
Aku bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan aku anugerah yang
sungguh tiada terbayang sebelumnya, bahwa aku bersama dalam jamaahNya yang
senantiasa berzikir dan mentasbihkan Nama-NamaNya. Maha suci Allah swt yang telah
mengatur perjalanan seorang hamba yang lemah dan nista ini. Bersyukur pula kepada
Allah swt aku dapat mengerti bahwa aku bukanlah seorang yang dimuliakan akan karunia
keduniaan Allah swt namun Allah lebih dari yang aku sangka karena Allah memilih ku
untuk dapat meneguk nikmat-nikmat kebahagian surgawi. Ketenangan, kekhusyukan,
serta manisnya Iman yang mampu membuat ku bergetar. Sungguh aku ingin menemui
Rabbku ke Jalan yang lurus yang penuh dengan kenikmatan yang tak akan berhingga dan
tak berbilang.
Bersyukur ku kepada Allah yang memberi keluarga yang senantiasa memberiku
sebuah kekuatan jiwa yang selalu memotivasi akan ketegaran jiwa. Berjuangku untuk
menemui seutas senyum, seberkas tawa yang memancar dari kecerahan Ayah, Mama, dan
adik-adikku yang menceriakan dan mencerahkan hati yang kerap menggeras bak batu es.
Aku ingin berada dalam barisan hamba-hamba yang rindu untuk berjuang dijalan
Allah swt, yang merindukan wnagi kematian syuhada. Semoga surat ini menjadi hiasan
yang begitu berharga untuk menjadi sebuah moment kenangan ketika seorang bidadari
syurga telah menemuiku dengan dekapan yang sangat mesra dan menghangatkan.
Wahai perindu syurga, bantulah aku agar aku tak tertinggal dalam peerlombaan ini.
Dari lubuk hati seorang pemabuk cinta Zulhamidi